Kalau ada predikat manusia paling bodoh di dunia, maka Leviathan Levin adalah orangnya. Bagaimana tidak? Lelaki itu baru saja mengatakan kalimat yang tak seharusnya ia ucapkan kepada Miura, kekasih sekaligus ayah dari anaknya itu. Mengucapkan rentetan kata yang menyiratkan sebuah pesan berisi larangan Miura untuk kembali berkarier? Oh, Levi. Keberlanjutan hubungan kalian berdua sepertinya berada diambang keretakan kini.
Usai merutuki kesalahannya, Levi pun langsung berlari mendatangi Miura yang tengah berada di kamar anak mereka. Dan benar saja, Miura ada di sana. Tampak dalam balutan pakaian rumahan dan baru saja meletakkan bayinya ke dalam kelambu. Si manis menyadari kehadiran Levi di sana, namun senyum hangatnya tak menyambut seperti biasanya.
“Miura sayang maafin aku.”
Levi pun langsung memeluk tubuh Miura erat-erat. Bau Miura seperti bau susu dan bayi, dan Levi menyukainya. Menyukai kehangatan yang tercipta melalui perpaduan yang manis tersebut.
“Miura maafin, ya? Maafin aku, ya? Aku salah, aku salah.”
Gurat wajah Levi terlihat semrawut. Tampaknya lelaki itu benar-benar kalang kabut. Ceruk leher Miura yang kosong ia gunakan untuk menjadi tempat persembunyian wajahnya. Levi membenamkan wajahnya di sana, dengan napas yang menderu dan hati yang memalu bak sebuah palu.
Sedangkan Miura, si manis tengah berusaha untuk mencerna semua yang terjadi. Memroses ucapan kekasihnya beberapa menit lalu yang berhasil membuatnya mematung, memroses penyergapan yang dilakukan Levi kepadanya sekarang, dan juga memroses hal apa yang hendak ia katakan kepada Levi saat ini.
Miura mengambil napasnya dalam-dalam, ia memejamkan mata. Segala perasaan negatif yang kini tengah menghinggapinya harus ia usir segera. Sebab stres tidak boleh mendatanginya sekarang dan juga seterusnya. Sebab sekarang ia adalah seorang ayah. Dan juga seorang lelaki dewasa yang menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih muda. Jadi sudah seharusnya Miura bersikap dewasa dan coba menyelesaikan masalah dengan bijaksana. Seperti saat ini, ketika ia memutuskan untuk memeluk balik tubuh Levi alih-alih memarahinya.
“Miura maafin aku, ya? Aku sadar aku salah, aku gak seharusnya ngomong kayak gitu sama kamu. Aku salah dan aku bodoh. Aku janji gak akan ngulangin lagi untuk yang kedua kalinya. Ini yang pertama dan yang terakhir, mark my words.”
Levi menggenggam kedua tangan Miura untuk kemudian diciumi sebanyak-banyaknya. Dan setelahnya, ia kembali memeluk tubuh kekasihnya dengan erat. Sedangkan Miura, si manis hanya tersenyum dan memasrahkan dirinya ke dalam kuasa Levi sepenuhnya. Miura tidak menolak sedikitpun ketika Levi mencumbuinya terus-menerus dan bahkan turut melecehkan bahunya kini. Menghujam permukaan kulit semulus porselen itu dengan ciuman dan juga lumatan-lumatan kecil.
Seandainya Levi mengatakan hal itu kepadanya dulu, jauh sebelum ia hamil dan melahirkan anak mereka, mungkin Miura akan menimbang-nimbang kembali dalam memilih Levi sebagai pasangan hidupnya. Namun setelah menjalin hubungan asmara dengan sang rapper, diperlakukan dengan sangat manis dan sangat baik sebagaimana yang selalu Levi lakukan padanya selama ini, kemudian mengandung anak rapper tersebut dan juga melahirkannya setelah berbulan-bulan memadu cinta dan kasih yang tak pernah habis dengan sang rapper membuat Miura pada akhirnya hanya bisa memaklumi kesalahan yang telah Levi perbuat hari ini.
Bagi Miura, saat ini segalanya terasa wajar.
Sikap protektif Levi yang berlebih kepadanya adalah suatu hal yang valid bagi Miura kini. Sebab kini ia bukan hanya kekasih dari sang rapper tetapi juga ayah dari anak sang rapper tersebut. Dan sebab satu hal lainnya, yang mana berhasil mendorong Miura untuk memeluk Levi lebih erat guna menenangkan Levi bahwasannya semuanya baik-baik saja sekarang, sebab ia tahu Levi sangat mencintainya.
Ia senang.
“Gapapa.”
Miura memberikan usapan lembut pada punggung tegap Levi sebelum memberikan Levi kesempatan lagi untuk mencumbu bibirnya dalam. Miura membuka mulutnya tanpa paksaan ketika Levi memasukkan lidahnya ke sana, melilit lidahnya untuk kemudian dihisap dan dilumati bergantian dengan bibirnya. Levi berhenti barang beberapa detik hanya untuk melihat Miura, memastikan apabila sosok dihadapannya, sosok yang tengah ia cumbui itu adalah benar Miuraichi Akanen sang model kelas dunia. Dan Levi tersenyum. Miura juga. Keduanya kembali melanjutkan aktivitas yang sempat terjeda.
Miura menelan saliva Levi dengan senang hati sebagaimana yang selalu mereka lakukan setiap kali berciuman. Dan Miura kembali membiarkan Levi untuk bersembunyi pada ceruk lehernya. Turut menyembunyikan wajah tampan ayah dari anaknya itu pada dunia dan hendak menyimpannya untuk dirinya sendiri.
“Maaf, maafin aku. Aku janji mulai sekarang akan lebih bersikap dewasa lagi dalam situasi apapun.”
Dan Miura tersenyum. Si manis mendaratkan kecupan-kecupan ringan di telinga dan juga di pipi Levi.
“Iya dimaafin, daddynya G.” katanya lembut sembari tersenyum.
Dan sebenarnya kalau boleh jujur, Miura pun juga ingin melakukan hal yang sama seperti yang Levi katakan di ruang obrolan keduanya. Ia ingin terus bersama dengan bayinya tanpa harus terpisahkan tuntutan pekerjaan meski hanya sementara waktu. Namun janji adalah janji dan komitmen adalah suatu hal yang harus dipenuhi.
Singkat cerita setelah mendapati dirinya tengah mengandung anak Levi, Miura menceritakan hal yang sebenarnya terjadi kepada Sarah selaku manajernya. Pada saat itu, Miura dinyatakan telah melanggar perjanjian kerja. Pemutusan hubungan kerja adalah konsekuensi sebenarnya. Namun Miuraichi Akanen adalah harta karun agensi yang tidak boleh disingkirkan. Saat itu juga, setengah dari hidup Miura masih pekerjaannya yang saat itu ia tekuni. Namun di sisi lain Miura juga menginginkan anak dari Levi sehingga Miura tidak bisa mengorbankan salah satu dari kedua hal tersebut. Sehingga pada akhirnya Sarah memberikan solusi bagi Miura untuk hiatus dengan alasan kesehatan. Agensi akan turut menutupi kehamilannya dan juga hubungannya dengan L. Namun sebagai gantinya, wanita itu meminta Miura untuk langsung kembali bekerja usai melahirkan.
Sehingga di sinilah dirinya sekarang. Sudah menjadi ayah satu anak dan masih menjadi model kelas dunia.
“Lagipula kamu tau gak?” Miura berbisik pelan di telinga Levi yang hampir menempel dengan bibir miliknya.
“Hm?” sahut Levi di tengah-tengah kegiatannya menciptakan ruam-ruam kemerahan di sekujur leher dan juga bahu kekasihnya. Seolah dengan itu, ia dapat mengklaim Miura sebagai miliknya dan hanya miliknya.
“Aku excited banget sama project pertamaku setelah comeback.”
“Apa itu?”
Miura menarik dirinya sedikit dari jangkauan Levi hanya untuk menatap lelaki itu dengan centil.
“Jadi co-starnya L di next projectnya dia.”